politiksaman.com-Musi Rawas (23/08),Tuntutan dan dukungan berbagai elemen masyarakat untuk mendukung 7 kecamatan Lembak Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, untuk bergabung dengan Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan semakin hari semakin tinggi.
Menurut Kepala Bagian Hukum Kabupaten Musi Rawas, Nawawi masih memerlukan proses yang panjang, karena menurut beliau harus ada persetujuan dua kepala daerah dan DPRD, dan juga diperlukan kajian yang mendalam. Hal ini disampaikan oleh beliau saat ditemui diruang kerjannya untuk meminta pandangan secara hukum terkait hal tersebut.
" Memang tak ada yang tak mungkin, hanya saja hal ini harus ada persetujuan dua pemerintahan dan apakah pemerintahan Kab. Rejang Lebong mau ?, dan Hal ini juga perlu kajian yang mendalam, " ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa sejarah historis daerah tersebut dapat dijadikan sebagai tambahan dari kajian tersebut. Tapi ditanya apakah ia mendukung tuntutan dari 7 kecamatan Lembak tersebut, ia enggan berkomentar.
"untuk masalah dukung mendukung, itu hal lain dan saya tak punya kapasitas dalam hal ini. Kita lihat saja perkembangannya, namun koridor tetap saja pada UU no 32, perlu diingat selain dua pemerintahan persetujuan Gubernur masing-masing juga harus dikantongi, " Ungkapnya.
Selain itu, tokoh masyarakat yang peduli dengan hal ini, Hasan Basri mantan aktivis GMNI menyampaikan bahwa ia secara pribadi sangat berharap hal ini terwujud. Dan ia meminta seluruh elemen prodemokrasi dan pemuda untuk memberikan dorongan agar dapat memberikan pandangan kepada Bupati Musi Rawas mengenai hal ini.
" Harapan saja 7 kecamatan Lembak ini dapat bergabung dengan Mura, karena secara historis merupakan satu nenek moyang dan secara budaya juga sama, karena itu kenapa tidak kembali ke ibu kandungnya, karena di negeri orang tak diberikan kesempatan untuk mendapatkan pemerataan pembangunan," terangnya.
Sebelumnya 7 kecamatan ini juga mendapat dukungan dari SUU, KP3 Sumteng dan beberapa organisasi lainnya. (polsaman)
1 komentar:
Kesabaran warga LEMBAK sudah tidak tertahankan lagi yang berujung dengan ingin berpisah dengan RL adalah sebagai dampak akumulatif terhadap perlakuan penguasan KAB RL yang memberlakukan wilayah lembak sebagai warga kelas DUA. Bukti-bukti tersebut dapat kita lihat dari ketimpangan pembangunan antara wilayah Rejang dibandingkan dengan lembak. Di dalam tubuh pemerintahan semua orang lembak disingkirkan oleh Bupati Suherman, sehingga tidak ada yang tersisa. Jadi sangat wajar jika warga memberontak dan ingin berpisah. Semenjak propinsi bengkulu terbentuk hampir 40 tahun dan wilayah lembak dengan sukarela bergabung dengan Bengkulu dan bagian wilayah RL. Padahal sebenarnya baik secara geografis atau budaya tidak ada kesamaan sama sekali dengan Rejang Lebong. Sehingga dalam kesehariannya wilayah lembak pasti ditinggalkan, karena secara budaya saja berbeda. Dalam setiap forum resmi pasti yang ditonjolkan adalah wilayah Rejang sedangkan lembak sebagai penonton.
Saya pikir jika WARGA LEMBAK lebih baik memang membentuk KAB LEMBAK atau bergabung dengan MURA SUMSEL. Alasannya, jika membentuk KAB BARU maka percepatan pembangunan wilayah LEMBAK lebih dimungkinkan. Tapi jika sulit, memang dalam jangka pendek bergabung dengan MURA lebih realistis, karena secara budaya dan wilayah memang sama. Sebagian besar struktur pemerintah di MURA memang berasal dari warga LEMBAK, jadi sangat dimungkinkan untuk memikirkan WARGA LEMBAK. Kalau bertahan dengan KAB RL saya pikir lebih sulit, hal ini disebabkan masalah kultur yang berbeda terlebih lagi tidak ada warga LEMBAK yang memiliki peran di RL gol tersebut akan tercapai sangat sulit.
Sekarang tinggal anggota Dewan dari WILAYAH LEMBAK, ayo dukung kemauan masyarakat tersebut. Jangan hanya berdiam diri, jika anda sebagai yang merasa dipilh oleh warga lembak dukung kemauan warga tersebut. Lupakanlah kerbersamaan dengan RL sementara anda-anda yang duduk di kursi empuk tersebut hanya dianggap sebagai boneka pemanis ruangan DPRD RL. Anda-anda dianggap sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan oleh Bupati yang berkuasa saat ini.
Dr. Kamaludin, SE., MM
Dosen Fak. Ekonomi
Universitas Bengkulu.
Post a Comment