politiksaman.com-Musi Rawas (18/06), Kepala depot PT Pertamina Lubuklinggau, Provinsi Sumatra Selatan, di desak untuk mundur dari jabatannya karena dinilai gagal mengatasi polemik antrian bahan bakar minyak didaerah itu.
"Antrian BBM di setiap SPBU di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, sudah tiga pekan berlanjut namun belum ada tindakan yang diambil oleh PT Pertamina. Untuk itu kami menuntut yang bersangkutan mundur dari jabatannya," kata ketua Front Perlawanan Rakyat (FPR) kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Edwar Antoni, Jumat.
Adanya isu kenaikan harga BBM dalam beberapa sepekan belakangan, membuat harga jual di tingkat pedagang eceran tembus naik menjadi Rp6.000-8.000/liter bahkan disejumlah kecamatan di Kabupaten Musi Rawas mencapai Rp10.000/liter.
Antrian panjang kendaraan roda empat dan dua serta kalangan pedangan minyak bensin eceren turut mengantri dengan menggunakan derigen, kata dia permasalahan ini hanya terjadi di kedua daerah tersebut dan sejumlah daerah lainnya di Sumsel.
Sejauh ini pihak pemerintah sendiri belum mengeluarkan pernyataan akan menaikkan harga jual BBM secara nasional, dan mengindikasikan adanya permainan pihak-pihak tertentu guna meraup keuntungan pribadi.
Sementara itu hal yang sama juga diutarakan Front Anak Bangsa Menggugat (FRABAM) Sumsel, Jeky Andesva kemudian Sabri Muhamad koordinator Komunitas Masyarakat Marginal (Komunal), Irhandi Kasmara dari Forum Komunikasi Masyarakat Lembak (Fokus Malem) dan Arief Chandra dari Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi.
Mereka menilai permasalahan tersebut sebenar dapat diatasi dengan cepat, jika yang bersangkutan aktif memantau penjualan BBM di SPBU di daerah itu. Selain melakukan pemantauan juga dapat memberikan sanksi tegas kepada SPBU yang nakal.
Sedangkan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Musi Rawas H Sulaiman Kohar mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat surat keterangan resmi dari PT Pertamina setempat mengenai antrian BBM di sejumlah SPBU yang ada di Kabupaten Musi Rawas.
Untuk itu pihaknya meminta pihak terkait agar dapat memberikan keterangan resmi kepada pemkab daerah itu, sehingga dengan penjelasan ini dapat memberikan gambaran permasalahan tersebut dan tidak menimbulkan kepanikan di dalam masyarakat.
Sementara itu Kepala Depot PT Pertamina Lubuklinggau, Ayub Pribadi, beberapa waktu lalu dihadapan Walikota Lubuklinggau Riduan Effendi saat meninjau SPBU yang ada di daerah itu menjelaskan, stok dan distribusi BBM untuk kedua daerah itu tidak mengalami permasalahan dan menilai hal ini sengaja dihembuskan pihak-pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan. (polsaman1)
0 komentar:
Post a Comment