politiksaman.com-Lubuklinggau (21/06), Isu kelangkaan Bahan Bakar Minyak di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas dalam beberapa pekan belakangan dikhawatirkan akan melumpuhkan Jalan Lintas Sumatra di daerah itu.
Selain menyebabkan antrain BBM di setiap SPBU juga memicu kenaikan harga eceran premium dan solar di kedua daerah, dimana harga bensin perliternya yang dijual pedagang eceran naik menjadi Rp6.000-7.000 perliter, sedangkan di sejumlah kecamatan di Musi Rawas malah tembus hingga Rp10.000 perliter.
"PT Pertamina, pemerintah dan pihak kepolisian harus mengambil tindakan tegas. Karena Lubuklinggau dan Musi Rawas merupakan perlintasan Jalinsum, jika dibiarkan akan banyak kendaraan yang mengalihkan rutenya," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) cabang Lubuklinggau dan Musi Rawas, Hasran Akwa, Senin.
Sejauh ini tindakan antisipasi yang dilakukan pihak terkait kata dia, belum terlihat sehingga antrian kendaraan baik roda dua maupun empat terus terjadi.
Dari pengamatan pihaknya dilapangan ada dua penyebab antrian kendaraan di SPBU yang ada di kedua daerah antara lain, adanya pengurangan jatah yang diterima SPBU perharinya serta banyaknya antrian pedagang eceran minyak dengan menggunakan derigen maupun antrian kendaraan taksi umum.
Antrian kendaraan taksi umum ini dilakukan secara berulang-ulang, dimana minyak yang dibeli di SPBu diturunkan lalu dijual ke pedagang. Akibatnya kendaraan lainnya tidak kebagian jatah, sehingga harus membeli di pedagang pengecer dengan harga yang mahal.
Dampak lainnya yang dialami penggunaan kendaraan di daerah itu kata dia, terjadinya kerusakan mesin kendaraan karena minyak yang di jual pedagang eceran saat ini sebagian sudah di oplos dengan minyak mentah.
Untuk itu dia meminta pihak-pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah tepat guna mengatasi permasalahan tersebut, karena bila dibiarkan akan menimbulkan keresahan di dalam masyarakat.
Sementara itu Kepala Depot PT Pertamina Kota Lubuklinggau, Ayub Pribadi, saat dihubungi mengakui kalau antrian kendaraan yang terjadi di setiap SPBU yang ada di kedua daerah di sebabkan oleh kendaraan taksi dan pedagang eceran.
"Tidak ada pengurangan jatah untuk setiap SPBU di daerah ini, selain itu suplay BBM dari Palembang dengan menggunakan kereta api dalam setiap harinya sebanyak 215 KL, lancar-lancar saja," katanya.
Guna mengatasi masalah ini pihak Pertamina sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Pemkot Lubuklinggau untuk memantau perkembangannya di lapangan, dan berharap kasus ini dapat segera teratasi.
0 komentar:
Post a Comment