politiksaman.com-Musi Rawas (19/02), Pradiksi banyak pihak dan kalangan bawah tentang tidak ada kemungkinan ada para tokoh dan elit politik serta organisasi demokrasi yang berani maju dijalur independent terbukti sudah.
pendaftaran yang berakhir pada tanggal 15 Febuari 2010 lalu membuat prediksi semua kalangan berakhir tinggal menunggu jalur partai politik untuk maju menjadi kandidat bakal calon Bupati dan wakil Bupati kedepan.
Kembali Pesta Demokrasi di Musi Rawas kali ini tanpa Calon Independent, sepertinya krisis pemimpin didaerah ini mulai terlihat jelas, karena hanya jalur inilah yang diprediksi oleh sejumlah kalangan dapat memberikan warna baru tentang perkembangan politik Musi Rawas seiring tingginya biaya pernak-pernik mendapatkan perahu atau Komersialisasi partai politik oleh oknum tertentu atau pimpinan parpol.
Nuansa politik Musi Rawas dalam Pilkada kali ini tak mengairahkan mungkin, sehingga jalur independent tak dilirik. Tendensi ini sebetulnya telah terlihat jauh-jauh hari, karena riak-riaknya tak ada. Jangankan Jalur Independent, jalur partai politik yang telah melakukan koalisi untuk mengusung kandidat pun sepi peminat, hanya calon Wakil Bupati yang membludak.
Misalnya Gabungan Partai Politik Peduli Musi Rawas (GPPPMR) yang terdiri dari 11 Parpol non kursi di DPRD Musi Rawas yang memiliki suara 44.800 atau telah melewati kuota 15 % yang disyaratkan KPU sesuai UU Pilkada, hingga saat ini gabungan partai tersebut belum ada yang serius meminang mereka.
Hal yang sama juga di katakan oleh Alamsyah A Manan dari PIS dan Yon Sobri Ketua Penjaringan PBR, " Hingga saat ini, kami hanya menerima para Calon kandidat baik yang maju sebagai Bupati ataupun Wakil, namun kesemuanya belum ada yang benar-benar serius dalam artian membuat komitmen yang jelas dengan PBR. " tutur Yon Sobri.
Beberapa kalangan beranggapan Demokrasi di Musi Rawas Mundur jauh, dengan indikator tidak adanya persaingan terbuka dan semua calon kandidat banyak menutup diri. Bahakan alat peraga sebagai sosialisasi Diri para kandidat seperti Baliho atau spanduk nyaris tak ada sama sekali. Tak seperti daerah yang akan menyelenggarakan Pilkada langsung. Hanya ada satu Spanduk yang terlihat dijembatan Muara Beliti yang berisi mendukung pencalonan Ridwan Mukti kembali menjadi Bupati Musi Rawas.
Tokoh Pemuda Edwar Antoni berpendapat, Hegemoni yang dibangun oleh Bupati Musi Rawas sebagai incumbent berhasil dan ini jika tak benar akan melahirkan kediktaktoran baru didaerah, " Keberhasilan Ridwan Mukti dalam membangun pencitraan perlu kita acungi jempol, namun jika membuat para politisi muda dan elit tak berkutik bisa saja nanti akan lahir diktaktor baru didaerah ini. Kita lihat Kabupaten ini seperti tak sedang dalam proses akan melakukan suksesi Pilkada, tak ada spanduk, seminar atau pertemuan para kandidat yang akan maju dengan para konstituen. Saya takut demokrasi di daerah ini nanti mundur, bahkan tak ada satupun dari kalangan prodem atao tokoh masyarakat berani maju melalui jalur Independent " ujar Edwar.
(edo)
0 komentar:
Post a Comment