Wednesday, February 10, 2010

Lima Organisasi Angkot dan Agen Angdes Ancam Mogok Massal



politiksaman.com-Lubuklinggau (10/02), kecewa dengan kinerja pemerintahan kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, para sopir angkot berang dan mengancam akan melakukan mogok massal dengan melibatkan seluruh elemen prodemokrasi dan organisasi lain yang merasa bersimpati dengan nasib mereka.

Polemik ini telah terjadi beberapa tahun terakhir dimana tiga terminal di Kota Lubuklinggau tidak satupun yang aktif pengoperasionalannya. Hal ini membuat gerah para sopir yang merasa hak trayek mereka telah diambil oleh para angkutan pedesaan yang mayoritas bernomor polisi Hitam.

Bukan hanya itu, julukan terminal terpanjang didunia di kota Lubuklinggau lahir dari mulut kemulut yang merupakan bentuk pengejekan dari kinerja pemerintahan Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas dalam Hal ini Dishukominfo yang tak pernah mampu mengaktifakan terminal yang telah menelan puluhan milyar uang rakyat.

Terminal Tipe A Simpang Priok Terminal yang dikondisikan untuk menampung angdes dan angkutan lain dari selatan kota Lubuklinggau dan Kab. Musi Rawas dengan jurusan Palembang, Lahat, Musi Banyuasian dan sebagainya misalnya, asset yang diperebutkan oleh Kota dan Kabupaten Musi Rawas ini setidaknya menelan anggaran berkisar 15 Miliaran dan telah dibangun puluhan tahun lalu hingga saat ini mubazir dan tidak terawat, termasuk fasilitas ruko dan Halte yang sekarang menjadi sarang kelelawar dan dedemit.

Terminal Tipe B Petanang kecamatan Lubuklinggau Utara I yang diproyeksikan untuk menampung angkutan pedesaan dan angkutan dari wilayah Utara dengan jurusan Medan, Jambi, Rupit dan sebagainya, pernah aktif selama 3 hari, lalu bubar dengan alasan yang tidak proporsional dan mengakibatkan pengnonaktifan kepala terminal baru yang dianggap pro terhadap angkot. Padahal terminal ini telah menelan anggaran lebih dari 13 miliar uang rakyat dan kembali disia-siakan.

terakhir adalah terminal Tipe C Watas, terminal yang diproyeksikan menampung angkutan antar provinsi dan angdes diperbatasan Bengkulu dengan jurasan Curup, Kapahiang dan sebagainya, pernah aktif dan sekarang lumpuh total, karena angdes lebih memilih mencari penumpang masuk langsung kejantung kota dan biasa mangkal didepan kantor BPD (Bank Pembangunan Daerah) Sumsel dan kantor Pos Lubuklinggau, Terminal ini juga dibangun dengan anggaran miliaran rupiah juga.

Namun ketiga terminal ini memiliki nasib sama, ketiga-tiganya sama-sama menjadi terminal kelelawar dan bangunannya mulai lapuk karena dimakan rayap, bahkan diterminal ini para petugas lebih senang menunggu mobil untuk membayar restribusi diluar Terminal, bahkan di Terminal Watas pos penagihan Distribusi Dishub dibangun diluar Terminal Tipe C Watas yang tentunya mengajarkan rakyat untuk meniru cara-cara premanisme dijalan.

Karena ketidak jelasan dalam pengelolaan Terminal inilah menurut Andri Novanto, Sekretaris DPAK (Dewan Pimpinan Angkutan Kota) yang merupakan gabungan dari 4 organisasi angkutan Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas dengan jurusan Megang, Kayuara, Tabapingin dan Tugumulyo ini bersama Ikatan Agen Terminal Tipe B Petanang (IAA Petanang) mengatakan, mereka merasa gerah dengan kinerja pemerintahan daerah, yang sibuk menagih hak mereka seperti KIR, Izin Trayek, dan Pajak kendaraan, namun kewajiban mereka tidak dijalankan.

" Kita amat menyayangkan Etos Kerja Dishub Kota Lubuklinggau yang selama ini tidak memiliki cara kerja yang jelas, tak ada Kadis Dishub yang mampu mengoperasikan Terminal dikota Lubuklinggau, lalu untuk apa dibangun terminal tersebut. jika para sopir angkit yang memiliki izin trayek yang sah malah digusur oleh angkutan bernopol Hitam. Jadi Wajar jika kita megontrol dan meminta pemerintah untuk menjalankan kewajibanya sebagai gerakan penyelamatan asset daerah daripada Mubazir jadi sarang Hewan, " GEram Andri seketaris DPAK.

Sedangkan ketua FSAM (jurusn Megang) diketuai oleh Masyur, Orpersta (Jurusan Taba pIngin) diketuai Zainal Arifin, PST (Jurusan Tugumulyo) diketuai Arkam, Angkot Hijau (jurusan Watas) bersama IAA ( ikatan Agen Angdes) diketuai Ali Hanafiah alias Jemat, organinasasi ini menyampaikan statemennya untuk melakukan mogok massal.

" Kita sudah bosan dengan retrotika pejabat daerah ini, termasuk kinerja Lantas yang tidak membuat kami Simpati. Dijalan mereka sering mengelar razia, sedangkan diberikan tempat dan wadah sesuai UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan angkutan mereka loyo. Padahal ketua tim Terpadu kemarin di Terminal Tipe B Petanang adalah Kasat Lantas Kota Lubuklinggau, " Ujar Mansur dari FSAM.

Organisasi ini secara kompak menjawab kapan akan melakukan mogok massa menjawab pada tanggal 15 Febuari 2010 mendatang, bertepatan dengan isu kedatangan Menteri Perhubungan (Menhub) ke Kabupaten Musi Rawas yang disinyalir akan meresmikan Bandara Silampari.

edo

0 komentar:

Post a Comment

Komentar Pengunjung

ARSIP

PROFILE TOKOH

PUISI & SASTRA

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    14 years ago