politiksaman.com-Lubuklinggau (08/02), program berobat gratis yang dicanangkan Gubernur Sumatera Selatan H. Alek Nurdin ternyata tak sepenuhnya difahami oleh Rumah skit daerah, puskesmas hingga Polindes.
Hal ini terjadi di Kota Lubuklinggau dan Kab. Musi Rawas, bahkan persyaratan untuk mendapatkan pelayanan berobat gratis dengan mendapatkan rujukan dari puskesmas dan foto kopi KK (kartu KEluarga) belum tentu akan mendapatkan jaminan pelayanan ini.
Ketua Careteker Forum Masyarakat Miskin (FMM) M Tawaf mengatkan berdasarkan temuan organisasi ini dan dari beberapa anggota mereka pun pernah mengalami buruknya pelayanan kesehatan didaerah ini yang katanya mendukung sepenuhnya program berobat gratis.
" Anak saya sendiri pada tanggal 25 Januari 2010 lalu yang bernama Anggi pernah berobat di Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuklinggau, waktu itu saya disuruh melakukan ronsen ke RSu Umum Sobirin dengan 8 teman lainnya, dan setiap orang kami dipungut bayaran Rp. 150 Ribu dengan alasan ongkos mobil dan alasan yang kami anggap tidak jelas. Padahal klo naik angkot biaya ke RSU sobirin paling 2 ribu rupiah, " ujar ketua FMM ini.
padahal dalam program berobat gratis hal ini masuk dalam kategori yang digratiskan, dan pihak dina kesehatan ketika ditanyakan hal ini membenarkan bahwa hal tersebut semestinya gratis, jika telah memnuhi syarat dengan mengurus KK kepuskesmas setempat.
Menurut FMM bukan hanya RSU Siti Aisyah saja yang tidak konsisten menjalankan Program Berobat Gratis yang dicanangkan Gubernur Sumatera Selatan, RSU Sobirin dan beberapa puskesmas di kecamatan di KAb. Musi Rawas dan Kec. Di Kota Lubuklinggau pun terindikasi tidak konsisten menjalankan program ini.
pihak RSU Siti Aisyah ketika diminta komentar tentang ini, mengatakan pihaknya akan melakukan cek tentang pelayanan ini. Dan menolak berbicara banyak tentang adanya pelayanan dari pihak pengelola RSU Siti Aisyah yang akan menjadi Rumah Sakit berstandar Internasional ini yang mengecewakan.
Hal yang sering dialami oleh rakyat miskin untuk mendapatkan pelayanan BErobat Gratis ini menurut M. Tawaf adalah jika di RSU Sobirin alasan tempat perawatan kleas tiga sering diklaim penuh oleh petugas dan pelayanan yang akan didapat pasti tidak maksimal misalkan, yang pernah terjadi dengan adanya pasien yang dimulutnya berbelatung karena kurangnya pelayanan dan pengawasan di RSU Sobirin beberapa waktu lalu, dan masih banyak hal lain.
ketua FMM berharap Bupati dan Walikota Lubuklinggau dapat memberikan perhatian dan himbauan kepada kepala Rumah sakit dan puksesmas yang ada dilingkup kab. Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau untuk lebih memberikan perhatian tehadap penjalanan program berobat gratis, agar program ini tidak kontra produktif.
edo
0 komentar:
Post a Comment