olitiksaman.com -Musi Rawas (25/02), Sebanyak 26 desa yang terendam banjir terdapat di Kecamatan Muara Kelingi, Kecamatan Muara lakitan dan Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS Ulu). Banyak rumah yang terdata rusak. Bahkan ada empat rumah hingga hanyut. Sarana prasarana umum, jaringan listrik serta areal pertanian rusak maupun ternak yang mati. hal ini di perparah dengan tidak biasanya seperti banjir tahunan yang sering terjadi didaerah ini.
Masyarakat Petani dan penyadap Karet tak lagi bisa melaukan aktivitas seperti biasa.Kecamatan Muara Kelingi, banjir merendam delapan desa dan kelurahan. Jumlah rumah yang terendam sebanyak 1.353 rumah. Satu jembatan gantung putus dan jalan rusak disapu banjir. Sedangkan untuk Kecamatan BTS Ulu, desa yang terendam antara lain, Pelawe, Tambangan, Sadu, Ketoya, Pangkalan Tarum, Sungai Bunut, Sungai Naik dan Mardi Harjo.
Kecamatan Muara Lakitan, desa yang terendam air sebanyak tujuh desa. Adalah Desa Semangus Baru, Semangus Lama, Sungai Pinang, Pendingan, Semeteh, Prabumulih I, dan Desa Lubuk Pandan. Lokasi terparah adalah Desa Semangus Lama. Ketinggian air mencapai 4,5 meter dan merendam 520 rumah warga.
Total tiga kecamatan rumah yang terendam mencapai 6.018 rumah, 26 hektar lahan rusak dan kerugian lainnya yang masih didata. Hasil Investigasi yang dilakukan dilapangan selama 3 hari dilakukan oleh kalangan wartawan Politiksaman, masalah penangganan banjir kali ini perlu sebuah evaluasi mendalam bagi kita semua. Bukan haru menyalahkan siapapun, seperti kata politisi PAN dai Dapil III Muara Kelinggi, Soleh. Mestinya SATKORLAK dan Dinas Sosial tanggap dengan kondisi geografis Musi Rawas yang rawan terkena banjir kala musim hujan.
Pengunaan SOP (Standar Operasi) menurut Staff Ahli Pemkab Musi Rawas, Achad Murtin, SH amat membantu untuk pencegahan, penangganan dan rehabilitasi pasca banjir. Bahkan menurut Staffa Ahli Pemerintahan Musi Rawas yang dikenal dengan semua kalangan ini,beliau telah berkali-kali mengingatkan kadinsos tentang hal-hal semacam ini.
Keluhan para Kepala Desa dan penagkat desa yang mendatangi posko wartawan di lokasi banjir dengan menceritakan tidak meratanya distribusi makanan dan kesulitan air bersih tentunya sebuah catatan bersama untuk kemudian ahri tak terjadi lagi.
Bahkan beberapa kades mengeluh warganya telah mengkomsumsi air luapan banjir yang kotor untuk diminum karena kurangnya suplai air minum, padahal diposko Muara Kelingi yang merupakan induk kecamatan mereka bantuan berlimpah, bahkan ada 1 keluarga yang jumlahnya 12 orang hanya mendapat 4 bungkus Indomie. Sebuah hal yang tak masuk akal bagi kita bagaimana cara mekanisme distribusi makanan ini.
tak perlu disebutkan lagi derita ini, Habibah misalnya salah seorang warga mengadu keposko wartawan waktu itu, mendesak agar pemerintahan kabupaten Musi Rawas lebih tangap dan lugas dalam hal distribusi logistik " secara pribadi saya mengharapkan Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Musi Rawas agar cepat dan tanggap dalam menyelesaikan permasalahan yang di hadapi oleh Masyarakat Musi Rawas, " keluhnya.
dalam 6 hari ini banyak mengalir bantuan dari beberapa daerah misalnya Pemerintahan Kota Lubuklinggau yang hari ini juga memberikan bantuan minyak Tanah dan Mie Instan, DPD Golkar Mura, Pemprov dan banyak laiinya semuanya bantuan ini harus terdistribusi secara merata agar tak ada lagi tanggapan miring dan cerita mengkomsumsi air bah banjir untuk minum karena lambannya pemerintahan Musi Rawas.
Semoga kedepan derita 26 desa di tiga kecamatan ini tak lagi terualang atau semakin parah, karena ini bukan hanya tanggung jawab Pemerintahan Kabupaten semata atau Bupati Musi Rawas, tapi semua Steak holders.
(edo)
0 komentar:
Post a Comment