SEGERA OPERASIKAN TERMINAL PETANANG,
GANTI KADIS DISHUB DAN KOMINFO SEKARANG JUGA…!!!
Salam perjuangan,
Semakin hari kemiskinan dan lapangan pekerjaan semakin menyempit dan kesengsaraan semakin menghantui kehidupan rakyat. Program pembangunan dan perbaikan kondisi ekonomi hingga saat ini hanya sebuah bualan belaka. Setiap hari kita menyaksikan dan membaca dimedia-media bagaimana korupsi dan penyalagunaan uang rakyat semakin tidak diterima oleh akal sehat rakyat pada umumnya. Bagaimana sindikat pembobolan uang rakyat dan sandiwara politik hingga rekayasa penyuapan menjadi tontotan yang lebih mengasyikkan saat ini ketimbang film boc office. Kasus Century misalnya, 6,7 trilun yang digembar-gemborkan dimedia yang dibagi-bagikan dengan para koruptor semakin menguatkan keyakinan kita bahwa Negara ini perlu sebuah bantuan darurat alias S.O.S.
Bukan hanya di nasional didaerah-daerah pun mengalami hal yang sama, dimana anggaran seremonial yang mubazir dengan hura-hura mendatangkan artis dan sebagainya dengan dalil promosi daerah, promosi budaya semuanya lebih diutamakan pemerintah, ketimbang permasalahan social yang berkembang saat ini. Lubuklinggau contohnya bagaimana korban jembatan gantung Putus di kelurahan Batu Urip Taba hingga saat ini diabaikan oleh Pemerintahan kota Lubuklinggau, kasus Chingunya yang mewabah disetiap pelosok kota bahkan dianggap hal biasa. Dan jika didesakan rakyat dengan ponggahnya pemerintah menjawab tidak ada anggaran atau tidak ada posnya. Namun hanya untuk mendengarkan 7 lagu dari Band Dewa pemkot berani menghabiskan dana ratusan juta rupiah. Ini sebuah permasalahan, dimana bentuk kepedulian pemerintahan yang mengatakan akan memikirkan rakyat. Semuanya omong kosong, karena hingga saat ini tidak ada bantuan sama sekali untuk korban jembatan gantung yang mengalami luka berat, kecing dan berak darah serta patah tulang padahal ini sudah lebih 1 bulan kejadian. Padahal jika pemerintah lebih pro rakyat usulan Musrenbang Kelurahan Batu Urip Taba sejak tahun 2006 adalah pembagunan permanent Jembatan tersebut. Namun mungkin karena uangnya untuk bayar artis dan makan pejabat, jadi hanya rehab yang dianggaran sebuah sogokan yang kemudian memakan korban puluhan luka berat masyarakat setempat, bahkan salah satu pejabat dari DPRD Kota Lubuklinggau ikut menjadi korban. Apa langkah pemkot ? hanya sebuah janjikah ?
Belum lagi permasalahan terminal tipe B Petanang yang menghabiskan dana Milyaran rupiah, kini sudah hampir mirip dengan rumah hantu. Padahal bangunan terminal yang digadang-gadangkan rakyat mampu memompa pertumbuhan ekonomi diwilayah utara kita tinggal menunggu lapuk dan rusak. Bangunan milyaran yang mubazir dengan menghambur-hamburkan uang rakyat tanpa mamfaat membuktikan bahwa pemerintahan kota Lubuklinggau tidak punya itikad baik dalam membantu pertumbuhan ekonomi rakyat. Dampak dari terbengkalainya terminal ini yang sudah rusak disana-sini dan terus menyusut adalah kalangan Profesi sopir angkot megang, yang tidak memiliki trayek yang jelas dengan mubazirnya terminal ini.
Bukan hanya itu dengan tidak dioperasikanya Terminal Tipe B Petanang sopir angkot megang merasa tidak memiliki lagi lahan pencarian ekonomi yang baik, selain trayek yang pendek membuat masyarakat lebih memiliki kendaraan roda dua, juga membuat mobil-mobil angkot berhenti beroperasi akibat tidak dapat memenuhi setoran dan pembelian suku cadang.
Sebuah pertanyaan bagi kami, apakah terminal ini tidak layak karena bangunannya banyak mengalami pengurangan atau dikorupsi atau ketidak mampuan pemerintahan kota dalam mengatur operasional Terminal ini, dalam hal ini Kadis Dishub dan Kominfo yang tidak memiliki etos kerja dan SDM yang tidak mumpuni. Padahal berulang kali masyarakat dan sopir angkutan megang mengingatkan dan menagih janji Walikota bahwa terminal tersebut akan diaktivkan mengantikan terminal sementara Sk walikota No. 111.
Karena itu kami yang tergabung dalam organisasi profesi Forum Sopir Angkot Megang (FSAM) yang tergabung dalam Front Perlawanan Rakyat (FPR) menuntut kepada Walikota Lubuklinggau untuk :
1.SEGERA MENG-AKTIFKAN TERMINAL PETANANG DENGAN MELARANG ANGDES MASUK PUSAT KOTA 2.GANTI KADIS DISHUB DAN KOMINFO YANG GAGAL DAN TIDAK MAMPU MENGOPERASIKAN TERMINAL TIPE B PETANANG 3.MENDESAK PEMERINTAHAN KOTA UNTUK LEBIH MEMIKIRKAN KEPENTINGAN RAKYAT PROGRAM YANG PRO RAKYAT DARI PADA ACARA SEREMONIAL YANG MENGHAMBUR-HAMBURKAN UANG RAKYAT.
Demikian pernyataan sikap kami, lebih dan kurang pada Tuhan kami Mohon ampun, dan kepada Tuhan Pula Kami Berdoa, Semoga pemimpin yang zolim disempitkan rezeki dan disulitkan hidupnya. Amien…hidup Rakyat.
Lubuklinggau, 07 Desember 2009
Kordinator Lapangan,
SURKOWI
DPRD Mura dan Wabup Gelar Halal Bi Halal
-
politiksaman.com-Adventoorial– Guna meningkatakan silaturahmi dan
kebersamaan dalam membangun kabupaten Musi Rawas, kemarin (20/9),
lingkungan Sekret...
14 years ago
0 komentar:
Post a Comment