politiksaman.com-Musi Rawas (04/05),Mendekati pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Kabupaten Musi Rawas, situasi politik di Bumi Lan Serasan Sekantenan tersebut semakin memanas.
Bahkan, ketatnya persaingan diantara para calon juga membuat puluhan tenaga pengajar di sejumlah kecamatan yang menjadi korban lantaran dinilai telah berpihak kepada salah satu calon.
“Seharusnya, mereka (guru) jangan dikait-kaitkan dalam permasalahan politik, karena mereka merupakan bagian dari birokrasi dan bekerja untuk mencerdaskan masyarakat.
Hanya karena beberapa diantara mereka memiliki simpati atau kedekatan kepada salah satu calon, tidak perlu mereka dipindahtugaskan,” ungkap Chaidir Syam, salah satu timses pasangan calon nomor urut dua Senen Singadilaga-Sudirman Masuli.
Padahal lanjut dia, para guru yang dipindahtugaskan dalam beberapa bulan terahir ke pelosok daerah tanpa ada kesalahan tersebut, rata-rata telah standar nasional dan mengikuti ujian sertifikasi dan telah mengajar selama puluhan tahun di daerah tersebut.
“Rata-rata hampir seluruh kecamatan ada dan jumlahnya mencapai puluhan dan saya tidak bisa menyebutkan satu persatu,” jelasnya.
Kebijakan yang dikeluarkan Ridwan Mukti selaku Bupati Musi Rawas yang kembali mencalonkan diri untuk kedua kalinya tersebut dinilainya bukan merupakan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat. Karena dapat membuat rusak tatanan kehidupan dan norma-norma.
“Saat ini, siapapun PNS tidak berani untuk ketemu dengan Senen, karena mereka takut akan mengalami nasib serupa dengan rekan-rekan mereka yang lain, kondisi itu jelas telah merusak tali silaturahmi,” jelasnya.
Chaidir menegaskan, permasalahan ini telah dilaporkannya kepada pihak inspektorat Kabupaten Musi Rawas dan rencananya akan meneruskannya kepada Inspektorat Propinsi Sumsel dan Menteri Pendayagunaan Apaaratur Negara (Menpan).
“Kita minta inspektorat dan Menpan dapat bertindak tegas atas kejadian ini . mereka juga harus bertindak tegas kepada PNS yang jelas-jelas tidak netral dan telah mengarahkan masyarakat untuk memilih calon tertentu. Agar hal seperti ini tidak kembali terulang di masa yang akan datang,” tegasnya.
IW, salah satu guru yang telah mengabdi selama puluhan tahun di Kabupaten Musi Rawas mengungkapkan, dirinya yakin tidak pernah melakukan kesalahan fatal yang bisa menyebabkan dirinya dipindahtugaskan ke pelosok. Dia menduga, ada pihak-pihak yang tidak senang dengan dirinya dan sengaja melaporkan kepada bupati jika dirinya bersimpati dengan mantan Sekda Mura tersebut.
“Kami telah bekerja secara profesional dan sama sekali tidak pernah menyentuh hal-hal yang berbau politik karena itu bukan bidang kami, tetapi kenapa tiba-tiba kami dipindahkan ke pelosok daerah tanpa alasan yang jelas,” ujarnya kesal.
Dia melanjutkan, sebagai abdi negara dirinya dan rekan-rekan guru lainnya merasa telah di dzolimi dengan adanya keputusan pemindahan tersebut. Mereka juga merasa telah menjadi korban politik.
Sebelumnya, Ketua Tim Pengawas Pilkada Pemprop Sumsel, Mukti Sulaiman mengungkapkan, untuk menjaga nertralitas PNS selama pelaksanaan pilkada di lima kabupaten, tim Inspektorat Propinsi telah diturunkan untuk memantau kegiatan aparatur negara selama pelaksanaan pilkada.
“Kita telah menyebar pemantau dari inspektorat di lima kabupaten tersebut, keberadaan mereka tidak akan diketahui oleh siapapun termasuk pemerintah daerah. Dari laporan mereka, kita akan menindak oknum PNS yang ikut berpolitik,” tandasnya. (YP)
0 komentar:
Post a Comment