
*Survey UGM Yogyakarta Dan Dinkesos Lahat*
politiksaman.com-Lahat (21/08)- Berdasarkan hasil survey lapangan 2 lembaga yakni, Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkesos) Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan dan pusat kajian Studi Bencana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, selama beberapa hari dan dinyatakan Lahat termasuk rawan akan bencana. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini dua lembaga tersebut akan segera membentuk Masyarakat dan Desa atau Kampung siaga bencana, guna untuk mengantisipasi wilayah-wilayah yang dimaksud.
Hal ini diungkapkan oleh, Mayang, dari kajian Masyarakat Siaga Bencana UGM, didampingi Prof Dulbahri belum lama ini kepada sejumlah wartawan. Dimana, dirinya membenarkan bahwa Desa Muara Maung yang dipilih sebagai salah satu Desa Siaga Bencana yang ada di Lahat.
“Kajian kita berbasis masyarakat, bagaimana mempersiapkan masyarakat diwilayah yang rawan bencana, baik longsor, banjir, gempa, kebakaran maupun bencana lainnya,” ungkap Mayang .
Sedangkan, Prof Dulbahri, yang meninjau juga ikut menjelaskan bahwa nantinya akan dipilih salah satu daerah sebagai ‘Pilot Project’ yang sesuai untuk selama beberapa hari, dan kemudian akan diberi pelatihan sebanyak 3 orang di masing-masing wilayahnya.
“Mereka inilah nantinya akan berbagi secara langsung di tengah masyarakat. Hal ini sendiri sudah dilakukan sejak 2006 dibeberapa wilayah yang ada di Indonesia, dan saat ini Lahat mulai dilakukan sebagi wilayah sasaran selanjutnya,” ujar Dulbahri.
Sebab, diakuinya, hasil survey pihaknya di daerah tersebut dilihat potensi bencana yang harus diatasi, mengajarkan masyarakat memetakan lokasi bencana, mengatasi bencana dan mempersiapkannya. “Dengan demikian, masyarakat serta penduduk diwilayah tersebut akan lebih waspada dan selalu siaga nantinya.” Kata dia.
Sementara itu, pihak Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkesos) Lahat, melalui Idham BSE, selaku Kabid Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) mengungkapkan, 5 wilayah Desa yang dijadikan kampong siaga bencana diantaranya yakni 3 kecamatan, di Kikim Selatan yakni Desa Pagar Jati, dan Pandanarang, di Kecamatan Merapi Timur, Desa Banjar Sari dan Sirah Pulau, sementara di Merapi Barat, di tempatkan di Desa Muara Maung. Terang Idham secara tegas.
Dikatakan Idham, adapun Desa Siaga sebenarnya hampir sama dengan masyarakat siaga bencana. Pada dasarnya, tujuannya pertama adalah pengurangan resiko bencana, kedua pengetahuan masyarakat/desa mengenai bencana. Kemudian yang ketiga memetakan lokasi bencana, selanjutnya hal ini menyebabkan masyarakat tahu cara untuk dijadikan peringatan dini saat akan adanya bencana.
“Dengan, dibentuknya siaga ini nantinya agar masyarakat lebih waspada serta siaga selalu akan sewaktu-waktu bencana itu dating.” Pungkasnya.
Selain itu, Kades Muara Maung, Arhan menceritakan dan menunjukkan daerah-daerah yang menjadi asal-muasalnya terjadinya banjir di Desa tersebut. Dimana, dijelaskan Arhan, sudah cukup lama warganya selalu dihantui akan rasa ketakutan terhadap bencana itu.
“Semoga saja, dengan dibentuknya Desa siaga ini sedikit menghilangkan rasa takut bagi warga serta menjadikan pelajaran bagi masyarakat kami dalam menghadapi banjir seperti saat ini dan kedepannya.” Harap Arhan. (firdaus*)
0 komentar:
Post a Comment