politiksaman.com-Lubuklinggau (03/08), Makin tingginya penderita muntaber dikalangan masyarakat kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, membuat ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) gerah karena lambannya antisipasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes)Lubuklinggau.
Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, Hasbi Asadiki didampingi oleh sekretaris Komisi II, Raden Syalendra meminta kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk turun langsung kelapangan guna mengecek kondisi terkini, serta segera melakukan sosialisasi pencegahan agar wabah muntaber ini cepat ditanggulangi dan dicegah penyebarannya.
"Dinkes kota Lubuklinggau masih seperti dulu, belum merubah paradigma kerjanya, wabah muntaber yang hampir meluas saat ini, dianggap mereka biasa saja. Padahal ini telah menjadi perbincangan masyarakat, dan saya banyak mendengar keluhan tersebut, Saya minta kadinkes turun kelapangan cek kondisi terkini," Ujar Hasbi (03/08).
Selain itu menurut Hasbi dari pantauanya dilapangan, dibeberapa rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Sobirin, RS. Siti Aisyah dan RS Dinas Kesehatan Tentara (DKT) di Lubuklinggau, telah didominasi anak-anak umur 2 tahun kebawah yang terkena penyakit muntaber.
"Apalagi yang ditunggu Kadinkes Lubuklinggau, apakah harus ada yang korban meninggal dahulu baru akan melakukan pencegahan dan sosialisasi, " Gerahnya.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Komisi II, Raden Syailendara menurutnya hingga saat ini rata-rata setiap kelurahan ada sekitar 10 hingga 12 kk yang memiliki anak umur 2 tahun kebawah terserang muntaber dan jika dikalkulasikan bisa jadi mencapai 150 orang lebih yang dalam waktu setengah bulan ini terserang muntaber/diare.
Sebelumnya menurut Dokter anak, Zainal Makruf sal perawatan di RS Dr. Sobirin penuh dan kebanyakan pasiennya menderita sakit muntaber, hal senada juga diungkapkan oleh perawan praktek di RS DKT TNI, kebanyak pasien mereka saat ini adalah anak-anak yang mengalami gejala muntaber.
" Saat ini memang sudah musimnya, ada banyak pasien yang dirawat di RS Sobirin dan beberapa RS lainnya penuh oleh pasien yang mengalami muntahber, hal ini dapat dilihat di RS Sobirin salah satu contohnya, " Kata Zainal (29/07).
Ia juga menghimbau kepada keluarga yang memiliki anak dibawah umur 2 tahun untuk waspada dan melakukan pencegahan serangan penyakit ini, karena menurutnya penularan penyakit ini cukup cepat, meskipun saat ini obatnya juga mudah didapat.
"anak-anak yang terkena penyakit ini, akan kekurangan cairan, dan biasanya penyebuhannya bisa mencapai 4 hingga 5 hari, karena itu kita harus mengantisipasinya, karena penularannya juga cukup cepat, "
Sedangkan kepala Dinkes, Edy C mengatakan bahwa penyakit muntaber tersebut diperkirakan akibat virus yang menyerang susu yang dikomsumsi oleh anak-anak yang tidak mengkomsumsi air susu ibu (ASI). Dan ia mengakui bahwa saat ini dibeberapa RS Umum pasien yang mengalami penyakit muntahber telah meningkat.
" Saya pikir saat ini, muntaber tersebut diakibatkan oleh susu yang dikomsumsi oleh anak-anak umur 2 tahun kebawah yang tidak tergantung pada ASI, dan hal ini akan coba kita tindak lanjuti, " Kata Edy.
Namun ia tidak bisa menjelaskan langkah kongret apa yang akan dilakukan oleh pihak Dinkes untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Ia hanya mengatakan saat ini ia selaku kadinkes telah memberikan himbauan kepada pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang ada untuk memberikan sosialisasi masalah muntaber tersebut.
Bahkan Anehnya ketika ditanya berapa data real jumlah masyarakat yang terserang muntaber saat ini berdasarkan data milik Dinkes, Edy selaku kadinkes tak bisa menjawab.
" Saat ini kita belum bisa memberikan data jumlah masyarakat yang terserang diare, karena belum terkumpul, " ujarnya. (edo*)
0 komentar:
Post a Comment