Wednesday, July 28, 2010

PT ABS Tak Akui Kalau Telah Cemari Sungai Nipai


*Alasan Baru Beroperasi Tahun 2010 ini*

politiksaman.com-Lahat (28/07), Terkait pemeberitaan dan isu yang muncul kepermukaan, tentang tercemarnya Sungai Nipai kecamatan Merapi, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan yang disinyalir oleh PT Andalas BAra Sejahtera (ABS)

Membuat pihak perusahaan PT ABS angkat bicara dalam konferensi pers yang mereka lalukan kemarin (26/07), melalui Kepala Teknik Tambang (KTT), Jaja Sutarja dan di dampingi oleh Humasnya, Risdon, pada intinya pihaknya mengelak adanya dugaan pencemaran oleh perusahaan mereka. Dimana, didalam pemberitaan tersebut bahawasannya Pihak PT ABS telah mencemari Sungai Nipai termasuk sungai lainya yang terletak di Desa Merapi, Kecamatan Merapi Barat, kabupaten Lahat.

“Kami, mengundang rekan-rekan sekalian guna membahas terkaitnya pemberitaan dibeberapa media yang menuding PT ABS telah mencemari Sungai Nipai itu tidak benar.” Ujar Jaja selaku KTT kemarin (26/7) dalam jumpa Pers nya di Hotel Bukit Serelo (Buser) Lahat.

Menurut Jaja, PT ABS dikeluarkan izin IUP oleh Pihak terkait, Tanggal 14 Mei 2010, sedangkan, Bulan Juni izin alat-alat berat untuk membuka jalan. Untuk itu, sambungnya, berita dibeberapa media telah mengexpos bahwasannya PT ABS telah mencemari Sungai Nipai agak kemungkinan jauh sekali. Untuk ketahui, aliran tersebut ada dua muara yang mengalir selain dari PT ABS juga ada PT MAS yang dimulai dari Sungai Kehas dan jarak stok fail PT ABS ke Sungai Nipai sekitar 400 Meter.

“Untuk itu, kita mengundang rekan-rekan guna memberitahukan hal yang sebetulnya. Karena, kita tidak mau dituding bahwasannya sungai nipai telah dicemari oleh perusahannya, sebab ada perusahaan lain yang sudah beraktifitas sebelumnya.” Kata Jaja.

Karena sebelumnya, diungkapkan Jaja, mekanisme kerja kegiatan penambangan yang dilakukan oleh Pihaknya sudah sesuai dengan kajian teknis dampak lingkungan dan juga disusun oleh Konsultan lingkungan serta telah disahkan oleh Pihak yang berwenang.

“Sekitar 400 Meter, jarak stok file PT ABS dengan Sungai Nipai, jadi kemungkinan agak jauh kalau sungai tersebut telah dicemarkan oleh aktifitas pihaknya.” Ungkap Jaja dengan lugas.

Untuk diketahui, dirinya menjelaskan, laus lahan PT ABS sebanyak 150 Hektar dan itupun dibagi menjadi dua bagian. Dimana, setiap kf guna untuk menghindari keluhan-keluhan berbagai macam datangnya dari masyarakat setempat, Pihaknya membuat Kolam penampung Limbah (KPL) menjadi 4 bagian dan setiap 1 KPL dibagi lagi 3 sebagai tempat penyaringan.

“Setiap satu kolam penampung limbah kita bagi lagi menjadi 3 bagian, untuk penyaringan sisa-sisa limbah PT ABS.” Terang dia.

Hal ini juga dibenarkan oleh Humas PT ABS Risdon, dimana, menurut Risdon, jika memang kondisi sungai saat ini tercemar. Pihaknya juga mengatakan bahwa jangan langsung serta merta kesalahan yang ada di timpakan ke pihaknya secara keseluruhan. Karena untuk areal tambangnya dan juga Kolam Pengelolaan Limbah (KPL) yang di miliki perusahaannya aman dari lingkungan sekitar, dan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.

“Dari total 150 Hektar KP yang kita kelola, saat ini kita sudah mempunyai sedikitnya sekitar 3 KPL lengkap dengan Komparttemennya yang ada. Malahan, belakangan ini, kita juga sudah bangun 1 unit KPL lagi, dan semua ini sudah berdasarkan rekomendasi pihak terkait di Pemkab Lahat,” Jelas Risdon.

Risdon sendiri kemudian menambahkan, kondisi sebenarnya di lapangan sendiri, terkhususnya lagi mengenai kondisi Sungai Nipai. Keberadaannya memang sudah sejak lama tidak lagi di pergunakan oleh warga sekitar. Hal ini berarti, sebelum PT ABS beroperasi sekalipun, kondisi sungai yang ada sebenarnya sudah lebih dulu tercemar.

“Saya tahu persis, karena saya ini kebetulan juga warga asli Merapi. Dimana sepengingat saya, sejak saya SMA dulu, warga sekitar memang sudah tak bias menggunakan Sungai Nipai lagi, karena kondisinya memang sudah tak layak pakai lagi,” ungkap Risdon.

Berita sebelumnya, warga Desa Merapi, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. Bagaimana tidak, sebelum adanya aktifitas PT Andalas, sungai nipai ini masih dimanfaatkan warga Desa setempat. Namun, kini sugai tersebut hanya tingal kenagan saja bagi warga. Pasalnya, sungai tersebut selain airnya keruh dan diduga keras telah tercemar oleh aktifitas PT Andalas.

“Kalau, sebelumnya sungai nipai ini masih terus digunakan oleh warga, tapi kini sudah tidak bias lagi. Karena, airnya selain keruh juga sudah tercemar oleh aktifitas perusahaan tersebut.” Ujar sumber warga Desa Merapi yang tidak mau disebutkan namanya.

Sumber menguraikan, sungai tersebut dipergunakan oleh warga sekitar sebagai kebutuhan sehari-hari, namun kini sudah tidak bias lagi. Sebab selain keruh kini air sungai itu disnyalir telah tercemar sejak aktifitas PT Andalas beroperasi.

“Kini, masyarakat sekitar sudah tidak mempergunakan lagi sungai tersebut. Dan, terpaksa warga mengungsi ke sungai lainnya.” Pungkas sumber kepada wartawan belum lama ini. (firdaus*)

0 komentar:

Post a Comment

Komentar Pengunjung

ARSIP

PROFILE TOKOH

PUISI & SASTRA

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    14 years ago