Politiksaman.com-Lahat (09/06), Terkait kontribusi dari perusahaan yang saat ini banyak beroperasi di kawasan Kabupaten Lahat, beberapa waktu lalu pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) beserta beberapa perwakilan masyarakat mempertanyakan sejauh mana kondtribusi yang di berikan ke pemerintah dan juga masyarakat sekitar.
“Perusahaan sejauh ini memang sudah banyak saling klaim bahwa mereka sudah melaksanakan kewajiban mereka terhadap public, masyarakat, dan juga pemerintah. Akan tetapi, nyata dan faktanya di lapangan seringkali berkebalikan adanya,” ungkap Ketua DPRD Lahat, Herliansyah SH, di dampingi Wakil Ketua III, Sri Marhaeni SH saat di wawacari.
Di kemukakan Herliansyah, di lapangan masih seringkali di temui dan bahkan tidak jarang aduan tertulis dari perwakilan masyarakat dating kepada DPRD Lahat, dimana intinya memang masyarakat sebenarnya tidak berkeberatan jika perusahaan melakukan usahanya di sekitar wilayah mereka. Hanya saja, alangkah baiknya jika mereka selaku warga yang lebih dulu ada di lokasi juga ikut di perhatikan.
“Mereka tidak menuntut banyak kok sebenarnya. Hanya saja, jika memang perusahaan harus beroperasi, hendaknya warga ikut juga di libatkan, atau minimal bias mendapatkan dan merasakan manfaat dari adanya perusahaan itu,” ujar Herliansyah.
Lahat sendiri saat ini tidak menutup kenyataan bahwa begitu banyaknya usaha perusahaan yang tumbuh. Dari kawasan Kikim Area, hingga ke Merapi area, semua perusahaan terus tumbuh dan beupaya di Lahat. Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan juga memperhatikan nasib warga yang ada.
“Pemerintah sebenarnya tidak menuntut banyak. Hanya saja, selain kewajibannya kepada pemkab lahat, mereka juga harus memperhatikan kondisi sekitarnya,’ ucapnya.
Terpisah, di kemukakan Kepala Desa (kades) Tanjung Baru, Kecamatan Kikim Tengah, Nazaruddin saat di temui mengatakan, memang sejauh ini tidak pernah sedikitpun perusahaan di persoalkan, dan jika memang ada indikasi kesalahan, namun sampai saat ini saja, program CSR atau kemasyarakatan lainnya, seperti yang dewasa ini di gembar-gemborkan.
“Tolong nian pak nasib kami ini. Alangke sengsaronyo, sudah dapati kerusakan jalan dan drainase yang ada, di tambah lagi dengan limbah yang terkadang mendapatkan perhatian serius oleh perusahaan,” ungkap nazaruddin
Menurutnya, selama dirinya menjabat sebagai kades, yaitu sebanyak 2 periode, memang pihaknya sempat beberapa kali mengajukan proposal dan usulan agar sesegera mungkin dapat merealisasikan apa-apa yang memang menjadi kewajiban perusahaan.
“kami masyarakat kayaknya sama sekali tidak pernah dianggap kesannya oleh perusahaan. Selama saya menjabat, desa kami setahu saya belum pernah sama sekali mendapatkan bantuan dana yang dimaksud.” Jelasnya. (firdaus*)
0 komentar:
Post a Comment