
politiksaman.com-Musi Rawas (09/04), Kisruh teror sms yang terjadi akhir-akhir ini membuat khawatir kalangan pergerakan dan tokoh masyarakat. Karena dalam beberapa SMS justru ada yang sudah mengarah kehal yang bisa saja mengarah kekisruh alias konflik.
Kenapa tidak. isi SMS yang mengiming-imingkan hadiah dan pulsa dengan mendorong masyarakat untuk mendatangi posko salah satu kandidat tentunya akan membuat suasan menjadi panas dan kisruh.
Hal ini juga didapati oleh salah seorang Toko Demokrasi Musi Rawas, Herman Sawiran yang merupakan ketua SUU (Sumpah Undang-Undang0 menurutnya beberapa waktu lalu ia juga mendapatkan SMS yang juga menyudutkan salah satu calon Bupati Musi Rawas, yang isinya intinya banyak masalah pribadi. Namun ia enggan menjelaskan lebih detail, karena amat senditif dan akan memancing reaksi.
" Saya berharap Pilkada kali ini, jangan dirusak oleh orang-orang tak bertanggung jawab. SMS yang masuk ke HP saya yang mengatakan salah seorang calon Bupati begini, begitu tak saya tanggapi. Namun Maaf saya tak boleh membeberkan hal ini, dan smsnya telah saya forward ke salah satu orang dekat calon Bupati tersebut, " Ujar Herman.
Wahisun Wais Wahid,SE Anggota DRPD Musi Rawas dan juga mantan tokoh pergerakan Musi Rawas mengatakan hal yang sama, bahwa SMS nakal ini harus diusut, karena jika tidak diberikan sok terapi akan menjadi api kisruh dalam pilkada ini. Karena menurutnya tim sukses para kandidat akan saling tuduh dan dibawah akan saling sikut.
" SMS teror harus diusut oleh Panwaslu dan Kepolisian, agar jangan sampai menjadi api pemicu konflik pilkada di Musi Rawas ini, sebab jika saling tuduh tentunya akan menaikkan tensi politik dan diarus bawah yang tak faham akan saling sikut dan bentrok," paparnya.
Beliau juga meminta kepada semua timsukses tim pasangan untuk jangan muda terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu yang mencoba mengalihkan tujuan pilkada yang bersih, aman dan kondusif kearah chaos. Sebab itulah menurutnya Media dan Jurnalis juga harus ikut berperan, berikan akses yang sama dengan semua tim ataupun kandidat.
" Saya minta Media agar independent, jangan berpihak kepada pasangan manapun, meski ada pasangan yang bayar lebih mahal untuk iklan atau society. Tapi sekarang kita punya kepentingan yang sama untuk menjada pilkada yang kondusif, jadi berikan akses yang sama kepada semua tim dan pasangan." Ujar Koordinator FPR ini. (edo*)


0 komentar:
Post a Comment