Tuesday, April 13, 2010

Insentif Guru Ngaji Musi Rawas Diduga di Utak Atik


politiksaman.com-Musi Rawas (13/04), Berkembang isu bahwa terjadi pemotongan dan penyimpangan dana insentif guru ngaji untuk tahun 2009. Dugaan ini muncul seiring adanya laporan dari sejumlah guru ngaji yang menyebutkan bahwa honor yang mereka terima di potong oleh oknum tertentu yang menangani hal tersebut dan saat ini dugaan pemotongan insentif ini sudah dilaporkan kepada pihak inspektorat pemkab Musi Rawas.

Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Mura, Syahidin mengaku belum mengetahui ada pemotongan dan tidak dibayarnya insentif para guru ngaji dalam program Khatam Al Quran di sejumlah kecamatan.

“Saya belum mengetahui hal tersebut dan segera akan cari tahu kebenarannya,” katanya

Menurut Dia bagian Kesra setda Mura hanya bertugas mempersiapkan santri dan fasilitas untuk pelaksanaan program Khatam Al Quran, yang menelan dana hingga Rp 50 miliar tersebut. Dengan target 100 ribu santri yang khatam Al Quran. Saat ini baru terserap Rp 5 miliar dengan jumlah santri yang lulus khatam Al Quran tahap I dan tahap II yang masih berjalan ada 7125 orang. Sedangkan untuk pembayaran insentif guru ngaji dan santri ditangani langsung oleh Bagian Keuangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Mura.
Salah seorang guru ngaji Ah (36), mengaku sampai sekarang honornya belum dibayar namun dirinya tidak mendapatkan informasi yang jelas mengapa honornya belum di bayar.

"Untuk Desa Tabarena, Kecamatan Selangit sedikitnya ada enam santri yang lulus khatam Al Quran pada 2009 lalu, namun sampai sekarang honor untuk guru ngaji senilai Rp 500 ribu yang dijanjikan belum dibayar," katanya.

Dilanjutkannya, Bupati Ridwan Mukti menjanjikan setiap guru ngaji yang berhasil mengkhatamkan santrinya dalam program Khatam Al Quran akan menerima insentif dari Pemkab Mura Rp 500 ribu. Begitu juga untuk para santri akan menerima uang pembinaan Rp 100 ribu

Dilain sisi ada pihak yang mengeluhkan dana yang dijanjikan bupati tersebut hingga saat ini tidak jelas. Karena para guru ngaji mengaku belum dibayarkan, meskipun mereka sudah melaksanakan tugas mengkatamkan anak-anak di desa tempat tinggal masing – masing.

Hal serupa juga dialami para guru ngaji yang berada di Kecamatan Megang Sakti, Rawas Ulu, Kecamatan Rupit, Sumber Harta dan beberapa kecamatan lain, dengan jumlah santri yang diluluskan antara 5 hingga 30 orang.

Menurutnya, program khatam Al Quran yang digulirkan Bupati Ridwan Mukti tersebut sangat mulia, dalam rangka menyukseskan program Mura Darussalam. Namun akibatnya berdampak pada kinerja para guru ngaji di lapangan. Karena dalam setiap harinya mereka membutuhkan dana operasional yang tidak mungkin dipungut dari santri yang mereka bina.

Program khatam Alquran merupakan implementasi program Musi Rawas Darussalam, sebagai upaya untuk mewujudkan program ini pemkab Muara Menggelontorkan dana mencapai Rp.50 Miliar. (TG*)

0 komentar:

Post a Comment

Komentar Pengunjung

ARSIP

PROFILE TOKOH

PUISI & SASTRA

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    15 years ago