Saturday, December 5, 2009

Birokrasi Hambat Kasus Trans HTI Tentang Batas Wilayah


Politiksaman.com-Musi Rawas (05/12), penuntasan kasus Trans HTI dan SAD (suku Anak Dalam) dalam usaha menuntut batas wilayah desa meraka mulai menemukan babak baru. Setelah aksi dialog dengan Komisi 1 DPRD kab. Musi Rawas terungkap bahwa surat yang diajukan Bupati untuk menyikapi permasalahan Trans HTI baru disampaikan oleh Dinas kehutanan pada bulan Juni lalu.

Hal ini disampaikan oleh perwakilan Dinas kehutanan dan Dinas Transmigrasi ditengah-tengah dialog warha Trans HTI dengan Komisi 1 beberapa hari lalu. Menurut Ketua Komisi 1 Alamsyah dari Partai Indonesia Sejahtera (PIS) mereka akan membuat surat susulan mengenai hal ini. Karena adanya pergantian Menteri Kehutanan maka bias jadi berkas yang lalu hilang dan diendapkan. Karena itu komisi 1 juga mendesak pihak SKPD juga menganggarkan dana keberangkatan anggota DPRD bersama wakil warga untuk menjemput bola ke menterian jika surat yang diajukan oleh DPRD, BUpati dan juga Dinas tidak ada responnya. Kemungkinan berangkat kejakarta ini awal januari 2010.

Menurut perwakilan warga, Juanda dari SP 6 “ kami tidak meminta hal lain seperti ditawarkan oleh pihak dinas kehutanan tentang lahan pengolahan baru melalui program HTR (hutan Tanaman Rakyat), kami hanya minta batas wilayah desa yang ada 7 desa sekarang di HTI. Kemana kami akan melaporkan permasalahan rakyat, seprti surat nikah, penyelesaian sengketa jika kami tak jelas batas wilayahnya. Jangan-jangan nanti rumah kami diklaim oleh kecamatan milik mereka juga. “ keluhnya.

Mengenai tawaran komisi 1 DPRD kab. Musi Rawas untuk berangkat ke Jakarta dengan perwakilan, ketua Forum Rakyat Menguggat (FRM) melalui jubirnya Prayit menuturkan, “ kita akan berangkat semua ada 1500 anggota FRM diseluruh HTI yang kita data melalui ranting-ranting FRM disetiap RT. Jika nanti keputusannya berangkat setidakya kami tidak akan mewakili 2 atao 3 orang, tapi paling sedikit 40 hingga 200 orang. Karena kasus ini juga akan kami bawa kegedung DPR-RI, dan kita kemungkinan akan bergabung dengan kawan-kawan yang simpati dengan masalah kita dan konsen dengan masalah tani. “ ujarnya.

Permasalan ini pada awal tahun lalu sempat memobilisasi massa hingga 800 orang dan sebelumnya pernah terjadi bentrokan warha dengan aparat kepolisian dari Muara Enim yang menelan luka-luka dari kepolisian 4 orang dan dari warga 8 orang.

edo

0 komentar:

Post a Comment

Komentar Pengunjung

ARSIP

PROFILE TOKOH

PUISI & SASTRA

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    14 years ago