Thursday, August 5, 2010

Wabah Muntaber Telan 1 Korban Meninggal Dunia


politiksaman.com-Lubuklinggau (05/08), Wabah Muntahber yang menyerang kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan menelan korban juga akhirnya. Apa yang dikhawatirkan oleh ketua Dean Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Lubuklinggau menjadi kenyataan.

Menurut data yang terhimpun di Rumah Sakit Umum Siti Aisyah Kota Lubuklinggau dalam dua minggu terakhir melayani lebih dari 50 pasien anak umur 2 tahun kebawah yang mengeluh karena muntah dan mencret hal ini disampaikan oleh pihak pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Siti Aisyah. Hal ini dibenarkan oleh salah satu pasien umur 2 tahun yang telah dirawat selama 3 hari atas nama Olivia, warga kelurahan Watervang Rukun Tetangga (RT) 01 yang dirawat di ruang Siti Hawa.

" kami sudah tiga hari disal ini, dan semuanya menderita muntaber, selama saya disini sudah banyk yang keluar masuk dengan penyakit yang sama, kita prihatin makin hari makin banyak penderita wabah ini, " Ujar orang tua Olivia (05/08).

Selain itu beberapa pasien yang diwawancarai menyesalkan lambatnya penanggan pihak pemerintahan kota Lubuklinggau, karena hingga saat ini belum ada tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran wabah ini. Dan salah satu pasien yang mengidap wabah muntaber ini ada yang meninggal dunia di RSU Siti Aisyah, namun sayang pihak manajemen RS Siti Aisyah terkesan menutupi hal ini dan menolak memberikan data resmi saat diminta wartawan, bshkan terkesan Arogan.

Dari 50 lebih bangsal milik RSU Siti Aisyah, bangsal khusus anak-anak penuh seperti di ruang Siti Hawa yang memiliki 12 total bangsal, 3 bangsal anak-anak penuh dan untuk ruang Ibnu Sina dengan total 30 bangsal, 6 bangsal anak-anak juga penuh, Bahkan bebrapa pasien yang berharap mendaptkan perawatan dirumah sakit ini dengan keluhan yang sama terpaksa ditolak oleh pihak RS karena penuhnya ruangan.

Sebelumnya Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, Hasbi Asadiki didampingi oleh sekretaris Komisi II, Raden Syalendra meminta kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk turun langsung kelapangan guna mengecek kondisi terkini, serta segera melakukan sosialisasi pencegahan agar wabah muntaber ini cepat ditanggulangi dan dicegah penyebarannya.

"Dinkes kota Lubuklinggau masih seperti dulu, belum merubah paradigma kerjanya, wabah muntaber yang hampir meluas saat ini, dianggap mereka biasa saja. Padahal ini telah menjadi perbincangan masyarakat, dan saya banyak mendengar keluhan tersebut, Saya minta kadinkes turun kelapangan cek kondisi terkini," Ujar Hasbi (03/08).

Selain itu menurut Hasbi dari pantauanya dilapangan, dibeberapa rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Sobirin, RS. Siti Aisyah dan RS Dinas Kesehatan Tentara (DKT) di Lubuklinggau, telah didominasi anak-anak umur 2 tahun kebawah yang terkena penyakit muntaber.

"Apalagi yang ditunggu Kadinkes Lubuklinggau, apakah harus ada yang korban meninggal dahulu baru akan melakukan pencegahan dan sosialisasi, " Gerahnya.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Komisi II, Raden Syailendara menurutnya hingga saat ini rata-rata setiap kelurahan ada sekitar 10 hingga 12 kk yang memiliki anak umur 2 tahun kebawah terserang muntaber dan jika dikalkulasikan bisa jadi mencapai 150 orang lebih yang dalam waktu setengah bulan ini terserang muntaber/diare.

Sedangkan kepala Dinkes, Edy C mengatakan bahwa penyakit muntaber tersebut diperkirakan akibat virus yang menyerang susu yang dikomsumsi oleh anak-anak yang tidak mengkomsumsi air susu ibu (ASI). Dan ia mengakui bahwa saat ini dibeberapa RS Umum pasien yang mengalami penyakit muntahber telah meningkat.

" Saya pikir saat ini, muntaber tersebut diakibatkan oleh susu yang dikomsumsi oleh anak-anak umur 2 tahun kebawah yang tidak tergantung pada ASI, dan hal ini akan coba kita tindak lanjuti, " Kata Edy.

Namun ia tidak bisa menjelaskan langkah kongret apa yang akan dilakukan oleh pihak Dinkes untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Ia hanya mengatakan saat ini ia selaku kadinkes telah memberikan himbauan kepada pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang ada untuk memberikan sosialisasi masalah muntaber tersebut.

Bahkan Anehnya ketika ditanya berapa data real jumlah masyarakat yang terserang muntaber saat ini berdasarkan data milik Dinkes, Edy selaku kadinkes tak bisa menjawab.

" Saat ini kita belum bisa memberikan data jumlah masyarakat yang terserang diare, karena belum terkumpul, " ujarnya.

Sebelumnya menurut Dokter anak, Zainal Makruf sal perawatan di RS Dr. Sobirin penuh dan kebanyakan pasiennya menderita sakit muntaber, hal senada juga diungkapkan oleh perawan praktek di RS DKT TNI, kebanyak pasien mereka saat ini adalah anak-anak yang mengalami gejala muntaber.

" Saat ini memang sudah musimnya, ada banyak pasien yang dirawat di RS Sobirin dan beberapa RS lainnya penuh oleh pasien yang mengalami muntahber, hal ini dapat dilihat di RS Sobirin salah satu contohnya, " Kata Zainal (29/07).

Hingga saat ini Dinkes Lubuklinggau belum mengeluarkan data resmi terkait wabah Muntaber yang sudah meresakan masyarakat ini, dan juga data sosialisasi langkah-langkah untuk penangganan pencegahan wabah muntaber ini. Kabar terakhir komisi II DPRD Kota Lubuklinggau berencana akan melakukan pemanggilan pihak pengelelola RSU Siti Aisyah dan Kadinkes.(edo*)

0 komentar:

Post a Comment

Komentar Pengunjung

ARSIP

PROFILE TOKOH

PUISI & SASTRA

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    15 years ago