Tuesday, August 17, 2010

Alih Fungsi Lahan Bagian Dari Fenomena Sosial


politiksaman.com-Musi Rawas (17/08), Bupati Musi Rawas, Sumatera Selatan, H Ridwan Mukti, mengatakan alih fungsi lahan pertanian yang menggunakan saluran irigasi ke usaha lainnya di daerah itu sulit hindari dan perlu strategi baru untuk mengatasinya.

"Ini sudah menjadi semacam fenomena sosial, dan ini juga terjadi pada daerah-daerah pertanian lainnya yang ada di Jawa. Jadi harus ada semacam strategi baru untuk menangkal alih fungsi pertanian ke dunia perikanan berupa pembukaan usaha kolam air deras yang memanfaatkan saluran irigasi," kata Bupati Ridwan Mukti, usai menyaksikan pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di gedung DPRD setempat, Senin.

Adanya pengaruh iklim global belakangan ini juga turut memengaruhi alih fungsi lahan tersebut, dimana sebagian besar nelayan ditanah air tidak dapat melaut dengan tingginya gelombang, sehingga tingginya permintaan kebutuhan ikan ini harus dipenuhi dengan usaha budidaya ikan air tawar.

Kabupaten Musi Rawas sendiri kata dia, sejak jaman penjajahan di kenal sebagai penghasil beras dengan didukung oleh sistem pengairan irigasi, namun beberapa tahun belakangan ini daerah tersebut juga di kenal sebagai penghasil ikan air tawar yang memanfaatkan saluran irigasi.

Adanya pemanfaatan usaha berbeda dari saluran irigasi ini memicu perbedaan pendapat dan kepentingan, sehingga memerlukan pemecahan masalah. Karena antara produksi beras dan perikanan air tawar sama-sama memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk daerah itu.

Guna menjamin kelangsungan dunia pertanian di Musi Rawas, kata dia kedepannya akan dilakukan pencetakan arela persawahan baru berikut pembangunan saluran irigasi dengan memanfaatkan sungai yang ada di daerah itu.

Selain itu pihaknya juga akan melakukan penertiban usaha kolam air deras yang memanfaatkan irigasi primer Watervang, sehingga perkembangnnya dapat diawasi dan tidak merusak sistem pengairan, karena usaha pemanfaatan irigasi untuk dunia pertanian diatur oleh undang-undang irigasi.

Sebelumnya ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Musi Rawas, Ghufron, menilai maraknya pembangunan kolam air deras, di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, belakangan mengancam produksi pertanian padi kedua daerah dengan terjadinya alih fungsi lahan.

"Selama ini petani selalu menjadi korban dari pembangunan kolam air deras, dimana hampir setiap tahun selalu mengalami kekeringan. Untuk itu Pemkot Lubuklinggau dan Pemkab Musi Rawas harus menyetop perijinan usaha pembangunan kolam air deras yang memanfaatkan saluran irigasi," katanya.

Beberapa kecamatan di Musi Rawas yang tercacat sebagai lumbung pangan Sumsel, yaitu Tugumulyo, Muara Beliti dan Kecamatan Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas, dengan jumlah sawah yang menggunakan irigasi mencapai 8.000 hektare selama ini sangat bergantung dengan irigasi Watervang yang dibangun oleh pemerintahan Belanda tahun 1942 yang terletak di Kota Lubuklinggau.

0 komentar:

Post a Comment

Komentar Pengunjung

ARSIP

PROFILE TOKOH

PUISI & SASTRA

OPINI

  • Kaca Benggala: Sumpah Palapa - Oleh: Agus Jabo Priyono*) Ibarat pepatah, sebagai sebuah bangsa kita sedang berlayar dengan perahu besar, melawan gelombang liar. Dikurung langit yang tla...
    15 years ago