politiksaman.com-Lahat (18/06), Kecamatan Merapi Selatan , Kabupaten Lahat yang merupakan wilayah perbukitan, dan saat ini banyak dikuasai oleh para pengusaha penambangan batubara sejak 2009 lalu, dewasa ini mulai di resahkan warga sekitar. Terutama sekali mengenai rusaknya jalan di sepanjang kawasan tersebut, dan hal ini bisa di pastikan akibat ulah keluar-masuknya mobil-mobil tambang yang ada.
Agus (28) salah seorang warga yang berpapasan mengatakan, dirinya dan beberapa warga lain harus hati-hati melintasi jalan ini kalau tidak ingin celaka. Hal ini belum lagi di tambah dengan banyaknya debu yang ada, dan semakin menambah sulit kondisi.
“Hampir tiap hari ada saja orang yang tergelincir menghindari tumpukan kerikil yang sengaja di letakkan di sana,” ungkapnya.
Wilayah jalan yang rusak ini dimulai dari simpang ’gajahan’ di sepanjang jarak sekitar 7 km memasuki wilayah ini. Saat di datangi ke lapangan beberapa waktu lalu, Kamis (17/06), tampak debu yang tebal, dan kondisi jalan yang berlubang serta rusak parah, sehingga menyulitkan pandangan dan lalu lintas jalan di seputar kawasan itu. Belum lagi batu-batu kerikil yang bertebaran disana, jelas semakin menyulitkan pengendara yang melintas, terutama pengendara kendaraan roda dua, karena takut tergelincir.
Tampak beberapa pengendara yang bertemu, saling memberi tanda agar tidak tergelincir karena kiri kanan jalan tersebut kebanyakan jurang. Tanjakan yang ada juga tidak dilengkapi rambu-rambu, selain lubang-lubang yang menganga dan batu-batu kerikil yang harus dihindari.
Biasanya, mobil Dump truk pengangkut batu bara sesuai dengan perjanjian sebelumnya dengan masyarakat setempat, dan juga dihadiri pihak DPRD serta perusahaan sendiri di akhir 2009 lalu di ruang DPRD, dengan jelas dinyatakan bahwa mobil Dumptruk baru boleh beroperasi di sore hari. Namun, fakta di lapangan, mobil terlihat sejak pukul 12.00 Wib di lapangan sudah beroperasi dan menyebabkan antrian panjang kendaraan dump truk, dan otomatis pula menyebabkan penyempitan badan jalan yang ada.
Ketika di tanya apakah ada upaya perbaikan selama ini, Agus menyangkalnya. Semua perbaikan yang ada hanyalah seadanya saja, bukan seperti yang sempat di janjikan tempohari di dalam kesepakatan. Kesan asal-asalan serta tidak tuntas adalah kondisi yang tercipta di lapangan, yang jelas kondisinya masih sangat parah.
Senada, di kemukakan Andi (30) warga yang juga kebetulan melintas. Dimana dirinya mengatakan agar kiranya pihak Pemkab dan yang terkait lainnya bisa memperhatikan kondisi di lapangan, karena jangan hanya masyarakat kecil yang jadi korban, sementara pengusaha dengan seenaknya mengeksplorasi kekayaan Lahat, tanpa perhatian jelas.
”Tolong kami pak, kami ini warga Lahat jugo.jadi masa kami selalu jadi korban keadaan yang ada, sementara mereka berkelakuan dan bertindak seenaknya saja seperti itu.” Terangnya. (Firdaus*)
0 komentar:
Post a Comment