politiksaman.com-MUsi Rawas (21/05), keberhasilan kabupaten Musi Rawas menjadi Juarta MTQ XXIV tingkat provinsi Mulai dipertanyakan hal ini dampak batalnya sejumlah Qori dan qoriah asal Kabupaten Musi Rawas (Mura) yang menjadi juara pada MTQ XXIV tingkat Provinsi Sumsel, menjadi wakil Provinsi Sumsel pada MTQ tingkat nasional di Bengkulu.
“ Wajar Saja isu yang berkembang peserta MTQ dari kabupaten Musi Rawas Ngebon (membayar Santri dari daerah lain),” kata Misran warga kecamatan Tugu Mulyo
Menurutnya tak satupun Qori dan Qoriah menjadi Peserta MTQ tingkat nasional hal ini menunjukan adanya kebohongan bagi masyarakat kabupaten Musi Rawas karena percuma di adakan MTQ tingkat kecamatan kalau yang di tampilkan bukan dari kabupaten Musi Rawas.
Kekecewaan juga di sampaikan, Bastari Ibrahim Anggota DPRD kab Mura yang menuturkan Kejadian ini sangat memalukan menjadi preseden buruk bagi daerah ini.
” ini sama saja mencoreng nama baik daerah ini dan Juara Umum yang diraih merupakan kebohongan publik dan mencoreng tujuan mulya dari Program Mura Darusalam yang selama in digadang-gadangkan oleh Bupati,”paparnya
Dilanjutkananya, selain dana yang dihabiskan untuk menggelar MTQ XXIV tingkat Provinsi Sumsel cukup besar ditambah dengan anggaran khusus untuk pembinaan Qori dan Qoriah pada APBD. Seharusnya jika Musi Rawas menjadi juara umum, tentu Qori dan qoriah asal Kabupaten Musi Rawas dapat maju pada ajang tingkat nasional tersebut.
Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan mengevaluasi seluruh konsep pembangunan Pemkab Mura, hal ini dilakukan mengingat sudah terbukti daerah ini pembangunannya hanya sebatas slogan saja
”Kejadian ini merupakan salah satu dosa besar pemerintahan saat ini kepada rakyat dan harus dipertanggungjawabkan,”imbuhnya
Tidak hanya Program Mura Darussalam yang akan dievaluasi namun seluruh program dan slogan yang telah dijanjikan oleh Bupati saat ini akan dipertanyakan seperti Mura Terang 2010, Mura Sehat, Mura Cerdas, Mura gerbang investasi sektor barat, Mura Bumi Agropolitan, Mura Lumbung pangan dan energy, serta program 1000 koperasi yang hingga saat ini tidak ada indikator yang jelas dan kelihatan hasilnya.
” Sejak awal Fraksi kami mempertanyakan konsep-konsep ini, namun belum secara detail dijabarkan oleh pihak eksekutif,” paparnya sembari menegaskan rakyat saat ini sudah bosan dengan slogan dan program-program kosong.
” Rakyat sangat merindukan adanya program yang realistis dan mesejahterakan hajat rakyat banyak,” pukasnya
Sementara itu Kemarin (20/05), Ketua Komisi IV DPRD,Ngadi SIP menegasan sangat meyayangkan kejadian ini dan dalam waktu dekat akan memanggil Bagian Kesra untuk memperjelas persoalan ini dan memina kejelasan realisasi anggaran pelaksanaan MTQ XXIV tingkat Provinsi Sumsel.
”Setelah ertemuan dengan kesra akan ditentukan tindaklanjunya atau mau dibawa persoalan ini,”demikian katanya.
Seperti dilansir oleh media lokal, batalnya Qori dan qoriah asal Kabupaten Musi Rawas (Mura) dikirim ke MTQ tingkAt nasional diduga karena qori dan qoriah itu diduga bukan merupakan putra asli daerah Kabupaten Mura.
”Seluruh qori dan qoriah dari Kabupaten Mura yang berhasil menjadi juara pada MTQ beberapa waktu lalu, didiskualifikasi, karena bukan putra asli daerah. Sebab, berdasarkan instruksi dari Gubernur Sumsel apapun hasil yang didapat asalkan seluruh peserta merupakan putra asli daerah,” ungkap Rusdan, salah seorang anggota keluarga qori yang batal diberangkatkan pada MTQ tingkat nasional.
Ditambahkannya, pembatalan itu berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Sumsel, beberapa waktu lalu. Hasilnya, seluruh peserta asal Kabupaten Mura terpaksa batal mewakili Provinsi Sumsel.
Kekecewaan serta kecurigaan tidak Fairnya pelaksanaan MTQ XXIV di Mura juga diutarakan kabag kesra kota Lubuklingga, Zainal Karangjaya yang mengakui adanya kejanggalan keberhasilan kab Mura sebagai Juara Umum karena sedari awal memang sudah terlihat tidak maksimal dan juga dalam pelaksanaan terdapat kekurangan.
“Kekecewaan juga tidak hanya dari pihaknya namun daerah lainya pun juga kecewa,” katanya ssat dikonfirmasi diruangannya (21/05).
Dalam hal hadiah bagi para juara, hingga saat ini pihaknya tidak mendapatkan Piala dan mendapatkan uang pembinaan hanya 2,5 juta bagi juara dua hal ini sangat kecil karena untuk tingkat kecamatan yang di selenggarakan Kota Lubuklinggau uang pembinaan bagi pemenang lebih dari itu.
Menurut Zaianal, pihaknya memang mendengar adanya isu Qori dan Qoriah kabupaten Musi Rawas berasal dari daerah lain namun pihaknya tidak bias berkomentar banyak.(TIM)


0 komentar:
Post a Comment