Mahasiswa Aksi Solidarita Penangkapan Aktivis Buol dan Buton

politiksaman.com-PALEMBANG (26/05), Front Pembebasan Rakyat (FPR) Sumsel yang tergabung dari element; (PB.FRABAM, LMND, SRMI, PRD, DEMA UIBA), melakukan aksi massa di POLDA sumsel, sebagai bentuk aksi solidaritas atas ditangkapnya aktivis LMND, SRMI, PRD, di kabupaten Buol sulawesi tengah & kabupaten Buton sulawesi tenggara, Rabu (26/5).

Dalam aksi tersebut, massa yang mengatas namakan Front Pembebasan Rakyat (FPR) long march dari IAIN Raden Fatah Palembang, Menurut Koordinator Aksi FPR Sumsel, Fuad Kurniawan menjelaskan Harapan rakyat akan terwujudnya kesejahteraan yang selama ini dinantikan dari pemerintah ternyata jauh dari harapan,

" rakyat memilih jalan sendiri dalam memperjuangkan hak dasarnya atas kekayaan alam yang berada di wilayah (desa wulu, desa telaga I, desa talaga II, desa talaga besar dan desa kokoe) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Buol, sulawesi tengah .” tegasnya.

Disamping itu juga, Korlap FPR Jeki Andesva Menambahkan, Penangkapan terhadap kawan-kawan aktivis di Buol dan Buton adalah sebagai bentuk Kriminalisasi terhadap perjuangan rakyat.

Dalam orasinya para demonstran menuntut; pertama, Penangkapan terhadap aktivis dan rakyat yang berjuang mempertahankan haknya di kabupaten Buton selawesi tenggara dan kabupaten Buol sulawesi tengah, merupakan bentuk kriminalisasi terhadap perjuangan rakyat. Tindakan ini bertentangan dengan pasal 28 UUD 1945 dan pasal 1 ayat (1) UU No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat.

Sehingga kepolisian Republik Indonesia harus segera melakukan tindakan tegas terhadap bawahannya yang melakukan penyalahgunaan wewenangnya dalam melindungi pihak yang melanggar hukum. kedua, Pihak pemerintah daerah, baik di Buton dan Buol, telah menjadi sarang praktik karupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

" Kami menuntut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus segera melakukan investigasi dikedua daerah tersebut. " Ujar Jeki yang Juga adalah Ketua PB Frabam Sumsel.

Aksi massa yang berlansung selama 50 menit di POLDA kemudian massa meminta untuk mengefaxs-kan tuntutan FPR ke Mabes POLRI. (Joni Guswara*)