MUSIRAWAS: DALAM tiga bulan terakhir sejak bulan Agustus bibit ikan gurami di kabupaten Musirawas, Sumateraselatan mengalami kelangkaan hal ini disebabkan kurangnya minta baik dari petani ikan maupun pemerintah untuk membudidayakan jenis ikan tersebut.
Menurut Paimin (36) salah seorang petani ikan warga Desa Tanah Periuk Dusun 3 (tiga) Kecamatan Muarabeliti yang juga menjual dan menerima pesanan bibit ikan Gurami tersebut kelangkaan bibit ikan gurami terjadi sejak bulan September lalu, hingga saat ini pun permintaan bibit jenis ikan ini cukup banyak. Namun karena pihaknya harus mengambil dulu dari rekanan di Palembang permintaan untuk bibit ini sulit untuk dipenuhi, bahkan saat ini pun bibit ikan dari Kota Palembang juga mengalami kelangkaan.
" Jenis ikan gurami ini memang agak sulit didapat, selain karena tidak adanya pembibitan didaerah yang dilakukan secara berkelanjutan juga kurangnya nilai ekonomis bagi petani kebanyakan, disebabkan oleh lamanya waktu diperlukan untuk memanen ikan ini untuk siap jual, juga karena hanya dikomsumsi oleh kalangan tertentu sebab harga ikan ini setelah diolah cukup mahal." Ujarnya Sabtu Siang.
Ditambahnya pembibitan dan peternakan jenis ikan itu tidak dimintai oleh petani ikan kolam air deras. Hal ini juga yang menjadi penyebab mahalnya harga bibit ikan ini, yang bisa memesan biasanya untuk kebutuhan rumah tangga sekedar hobi atau petani ikan yang sudah memiliki relasi untuk penampungan jenis ikan ini. Harga ikan ini perkilo bisa mencapai Rp. 150 ribu jenis super, dan butuh waktu tahunan untuk mencapai bobot itu. Sedangkan untuk bibit ikan gurami ini dipasaran saat ini relatid mahal untuk 2,5 inc Rp.2.000,00 -, ukuran 2 inc Rp.1.500,00-, ukuran 1 inc Rp.1.000,00,-.sedangkan ukuran 0,5 inc berkisar Rp. 500,00,-
Terpisah Misman (37) pegawai kolam Seberoyot dua Warga Desa Tanah Periuk Dusun 1 (satu) Kecamatan Muarabeliti mengatakan hal yang sama kelangkaan ikan gurami disebabkan karena selain karena membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk memanen, juga dikarenakan harganya perawatannya cukup tinggi sehingga petani ikan lebih memilih nila. Namun ia juga mengakui bahwa banyak juga masyarakat yang meminta bibit jenis ini untuk dibudidayakan.
" Selain Mahal jenis ikan ini memerlukan perawatan ekstra, dan untuk membudidayakannya cukup sulit dengan waktu 1-2 tahun baru bisa panen dianggap tidak ekonomis dan cenderung diabaikan pembibitannya, " Jelasnya.
Sedangkan Apran (40) warga kelurahan Watervang kecamatan Lubuklinggau Timur I yang biasa membeli bibit ikan Gurami di daerah kabupaten Musirawas mengatakan ia memilih ikan gurami dikarenakan selain tahan dengan segala penyakit juga daya tahanya terhadap kondisi air yang tidak mengalir cuku tinggi, namun saat ini ia mengalami kesulitan untuk mendapatkan bibit gurami untuk kembali mengisi kolam ikan miliknya dipekarangang rumahnya.
" Saya sudah dari bulan sepmtember kemarin mencari bibit ikan gurami, tapi hingga saat ini belum dapat. Biasanya setiap setahun sekali ikan gurami yang beratnya o,5 kilogram kita panen untuk dimakan sendiri dan ada beberapa keluarga yang memiliki usaha rumah makan membeli ikan tersebut. Dari 1000 bibit yang saya masukan dengan ukuran 2 inc dalam jangka 1 tahun bisa mencapai bobot 0,5 kilogram dijual dengan harga kisaran Rp.40.000,-00 dan biasanya dari seribu itu hanya 750 bibit yang bertahan." Paparnya.
Menurutnya bibit ikan gurami ini cocok untuk usaha sampingan rumah tangga, jika di budidayakan secara benar dari modal Rp. 1.5000.000,- untuk 1000 bibit gurami ukuran 2 inchi dalam satu tahun seperti pengalamannya dengan yang bertahan 750 bibit bisa menghasilkan Rp.30.000.000,- dengan bobot berat 0,5 kilogram dan dari hitungan biaya pakan dan perawatan dan faktor lainnya keuntungan bersih mencapai Rp.15.000.000,-.
0 komentar:
Post a Comment